Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Senin, 20 April 2009

TIPS Unas : Orang Tua Jangan Bikin PAnik

Orang tua jangan bikin tambah panik. Hari ini, Senin (20/4), tepat pukul 08.00 WIB, sebanyak 6.908 pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) se-kota Malang akan mempertaruhkan lulus atau tidaknya mereka dari bangku sekolah melalui Ujian Nasional (UN). Enam mata pelajaran yang diujikan secara tertulis dalam lima hari berturut-turut, menjadi pertaruhan pendidikan formal yang mereka ikuti selama tiga tahun.

Psikolog bidang pendidikan dari Universitas Negeri Malang, Dr Martin Pali M.Psi, mengatakan, wajar saat ini para pelajar mengalami stres. Untuk itu, lanjut Martin, orangtua punya peran signifikan dalam membangun mental sang anak.

”Selepas ujian, orangtua sebaiknya jangan bertanya dengan berlebihan. Apalagi, membuat si anak merasa diinterogasi,” ujar Martin. Menurut Martin, hal itu bakal menambah beban berat di pundak para pelajar.

Namun, bukan berarti orangtua harus kelewat diam, karena hal itu malah menunjukkan sikap apatis orangtua terhadap si anak. Martin juga menyarankan, untuk orangtua yang sibuk bekerja di kantor, agar menyempatkan waktu menghubungi anaknya, pada jam-jam selepas ujian berakhir.

Khusus untuk pelajar itu sendiri, Martin memberi saran untuk tetap rileks di hari pertama ujian, terlebih bila mereka merasa tak mampu mengerjakan soal ujian. ”Penting agar mereka tetap fokus. Toh, ujian nasional adalah sebuah paket, yang tidak selesai di hari itu juga,” kata Martin.

Sebelumnya, Kamilun Mukhtadi, pemerhati pendidikan di Malang, menyebut sebuah hasil penelitian dimana pelajar wanita lebih mudah cemas dan stres dibanding pria.

Beberapa pelajar yang kemarin ditemui Surya membenarkan hal ini. Lely Intan, pelajar kelas 12 IPA dari SMA Negeri 1 Malang misalnya, tetap merasa cemas meski sudah berikhtiar dengan segala usaha. ”Iya, biasanya yang cewek lebih merasa khawatir. Beberapa teman saya ada yang sakit, bahkan sampai muntah-muntah segala,” kata Lely.

Sementara itu, para pelajar yang sudah menyiapkan rencana untuk berbuat curang dalam Unas hari ini, akan mendapat tekanan dari kepolisian. Kepala Bagian Bina Mitra Polresta Malang, Komisaris Suhartini Eko, menyebut pihaknya bakal ekstra ketat dalam melakukan pengawasan, termasuk mengantisipasi kebiasaan para pelajar yang sering tukar menukar jawaban di kamar mandi.

”Sebelum dan sesudah pelajar itu masuk kamar kecil, kami akan memeriksa apakah ada kertas jawaban yang ditinggalkan, atau coretan jawaban di dinding,” ujar perwira satu melati ini. (k3)kompas.com

Sabtu, 11 April 2009

Jembatan Es Antartika Patah


LONDON,KOMPAS.com-Sebuah jembatan es di Antartika yang menahan lapisan es sebesar wilayah Jamaika patah, dan ini memperbesar kekhawatiran soal dampak pemanasan global.

Ada indikasi baru bahwa lempengan hamparan es itu mungkin akan segera terlepas dari Antarktika. Gambar-gambar satelit terbaru dari Badan Angkasa Eropa (ESA) menunjukkan bahwa salah satu jembatan es yang menghubungkan lempeng Wilksin dengan dua pulau yang berdampingan telah runtuh.


Para ilmuwan mengatakan, pemanasan global menyebab ambruknya jembatan es tersebut. Lempeng itu telah mengalami penyusutan sejak tahun 1990-an, tapi ini kali pertama kehilangan salah satu penghubung yang menahannya tetap di tempat.

Survei Kutub Selatan Inggris (British Antarctic Survey) menyatakan, enam lapisan es di bagian yang sama benua itu telah hilang. Sebuah foto satelit ESA menunjukkan gunung-gunung es baru tercipta yang mengapung di laut di belahan barat semenanjung Antarktika yang menonjol dari benua itu ke arah ujung selatan Amerika Selatan.

"Sangat mencengangkan bagaiman es itu pecah," kata David Vaughan, glasiologis pada British Antarctic Survey, seperti dikutip kantor berita Reuters. "Dua hari lalu, dia masih utuh. Kami menunggu lama untuk melihat ini," tambah Vaughan.

Profesor Vaughan berdiri di atas jembatan es itu bulan Januari untuk menempatkan pelacak GPS untuk memantau pergerakan. Meski patahan itu tidak memengaruhi permukaan laut, ini memperbesar kekhawatiran soal dampak perubahan iklim di bagian Antarktika tersebut.

Menurut ilmuwan, Semenanjung Antarktika telah mengalami pemanasan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam masa 50 tahun terakhir. Beberapa lapisan es menyusut dalam 30 tahun terakhir, enam dari jumlah itu ambruk total.


ONO
Sumber : BBC

Iklan Anda

Dapatkan laptop hanya dengan 99ribu rupiah

Mau yang GRATISS

PROMO: DISKON 20% UNTUK PEMBUATAN WEBLOG UNTUK SEMUA USAHA, CALL: 03171871226.
BUAT SISWA-SISWI PERHATIKAN KRITERIA PENILAIAN BLOG